Sabtu, 25 September 2010

Iconic & Echoic

ICONIC & ECHOIC


Senin, 19 Juli 2010, saya on air`bersama Indra, lagu yang dipilihkan oleh beliau Too Much Love Will Kill You , dinyanyikan oleh Freddy Mercury Queen.. Dari Indra saya dengar lagu ini merupakan karya terakhir yang dinyanyikan Freedy sebelum ia wafat. Entahlah apa maksudnya Indra memilih lagu tersebut untuk stage pertama on air sore itu, tetapi sepertinya ada pesan yang ingin disampaikan yang akhirnya saya tahu belakangan yaitu ada baiknya semuanya harus pas tidak lebih tidak kurang, begitupun mungkin dengan pencitraan Love tersebut.
Lagu seringkali membawa arti, menghibur dikala susah, memberi inspirasi melalui alunan nada dan memberi spirit bagi pendengar. Seringkali juga lagu memberi kemampuan seseorang untuk mengevaluasi sejauhmana perjalanan hidupnya telah dilalui. Sebuah lagu adalah bentuk Echoic dari  sinyal yang termodulasi dan bisa didengar telinga. Bentuk Echoic ini akan merangsang otak untuk bekerja dan mengartikan setiap nada dan kata berbentuk irama dan sinyal yang merangsang otak un tuk menginterpreatsikannya dan menyimpannya. Dengan lagu akan merangsang saraf pendengaran untuk memerintahkan otak menyimpan informasi yang didengarnya. Dan menurut penelitian, informasi yang masuk ke memori otak akan jauh lebih lama tersimpan daripada informasi yang masuk melalui penglihatan dan optik. Dan lebih hebat lagi, informasi melalui mekanisme Echoic ini, lebih banyak bisa mempengaruhi kerja otak untuk pengambilan suatu keputusan daripada informasi yang terakses via Iconic, penglihatan dan optik. Oleh sebab itu, menjadi beralasan kalau banyak keputusan penting dilakukan bermula dari proses bisik-bisik daripada mekanisme presentasi visual. Dalam beberapa kasus , bisik-bisik lebih bernilai daripada mata-mata.

Kemampuan otak yang lebih mudah dan lama menyimpan informasi dari mekanisme Echoic tersebut , menjadi suatu dasar yang kuat  kalau industri radio akan tetapi eksis dan sulit terelaborasi oleh  industri televisi dan media cetak. Kenyataan membuktikan bahwa sekalipun kemajuan teknologi pencetakan dan visualisasi pada industri informasi & publikasi modern, tetapi industri Radio-Broadcasting tetap hadir dan semakin berada. Manusia dalam kehidupannya bukan hanya terfasilitasi oleh icon-icon yang bertaburan, kasat-mata dan menggoda, tetapi juga memerlukan echoin-echoin baru yang bernilai. Radia-Talk Digital Life Style di Smart FM Manado adalah sebuah kelengkapan dari icon-icon yang bertaburan dengan echoin-echoin yang menginspirasi dan memberdayakan.

Dari sebuah portal informasi mengabarkan bahwa 14 % persen tayangan televisi merusak 'National Character Building'. Informasi portal tersebut menggambarkan bagaimana industri informasi berbasis Iconic berupaya mencitrakan diri dalam berbagai cara walaupun konten informasinya berpotensi merusak Character Building tersebut; kekerasan, pornografi, dan bahkan info pembunuhan pun terpublikasi dengan mudah. Anak-anak dan remaja merupakan sasaran baru dan empuk bagi Predator online. Walaupun info yang masuk ke memori otak  via echoic lebih lama tersimpan tetapi info iconic dalam beberapa kasus lebih cepat direspons dan mudah hilang dalam bank memori otak. Dengan demikian  pola kecepatan respons inilah yang banyak kali meransang anak-anak dan remaja mudah terpengaruh dan lebih mudah terangsang oleh godaan kilat iklan, publikasi artifisial seronok dan citra digital lainnya. Dapatlah dimengerti mengapa arus mode harus cepat berubah karena memang informasi yang cepat saji juga cepat hilang dalam ingatan. Mode dan fashion pada hakekatnya hanya mengelaborasi informasi Iconic yang sifatnya cepat datang dan cepat pergi, cepat direspons dan cepat hilang. Perkembangan anak remaja yang sedang mencari pola dan bentuk akan mudah terjebak oleh icon-icon yang bertaburan dan sungguh ironis internet juga menfasilitasinya. Radio Talk  Digital Life Style adalah Echoic yang hadir untuk melengkapi  pesan Iconic yang bertaburan dan mudah terakses dalam upaya keseimbangan Life-Style kehidupan ini.

Iconic dan Echoic sering bermuara kepada pencitraan. Dapatlah dimengerti bahwa manusia  berlomba memanfaatkan media cetak, media visual dan media radio sebagai sarana untuk mencitrakan diri, bisnis dan perilaku hidupnya. Industri informasi modern memanfaatkan kebutuhan pencitraan ini dalam berbagai bentuk acara yang mengeksploitasi alam pikir, alam kebutuhan dan bahkan alam perasaan pun dieksploitasi agar menjadi produk tontonan yang merangsang Echoic dan Iconic konsumennya. Persaan yang dulunya sebuah ranah pribadi oleh industri berbasis Echoic dan Iconic sudah menjadi ranah publik dan dalam beberapa kasus sengaja diperjual-belikan. Infotainment misalnya, banyak kali berhasil mengangkat suka duka perasaan seseorang menjadi menjadi milik publik. Video privasi dengan mudah ter-upload ke jaringan sosial publik, dan dengan keramaian akses video tersebut, pemiliknya memasang iklan dan menuai keuntungan dari kesedihan orang lain. Lebih sial lagi, sipemilik perasaan pun dengan sadar memperjual-belikan perasaan tersebut, dengan sadar membuat video pornnonya untuk diperjualbelikan. Perasaan sudah menjadi industri dan bahkan mimpi telah menjadi komoditi digital.

Iconic dan Echoic sebagai komoditi bigital dapat dilihat pada berbagai handphone, dulunya telepon tangan berfungsi untuk berkomunikasi suara – Echoic waktu nyata, dalam perkembangannya bertambah fungsinya menjadi komunikasi visual , bahwa manusia dipaksakan oleh pencitraan digital bahwa saat ini tidak cukup kalau komunikasi itu hanya melalui suara , perlu melihat mimik dan rupa komunikan dan komunikatornya. Tidak sampai disini oleh perkembangan Iconic itu sendiri pergerakan proses komunikasi tersebut harus bisa terlihat posisinya di permukaan bumi , dibawah air, dan bahkan diudara menembus cyberkosmis, sehingga diperlengkapilah telpon tangan tersebut dengan aneka fasilitas Modem Internet, Kamera dan GPS. Terintegrasi menjadi Smart-Phone. Apakah informasi yang ingin dipertukarkan terfasilitasi oleh teknologi Echoic dan Iconic? Menurut saya masih ada yang perlu diperlengkapi yaitu bagaimana mengontrol keinginan dan kebutuhan sekaligus kemampuan membedakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar