Jumat, 29 Oktober 2010

Foto & Citra Digital

FOTO & CITRA DIGITAL


 
Foto digital adalah sebuah gambar yang dihasilkan dari proses pemotretan memakai perangkat kamera digital. Proses pemotretan adalah sebuah proses pengambilan gambar memakai media kamera yang hasilnya tersimpan berbentuk berkas digital. Pencetakan adalah proses pemindahan dan perubahan bentuk file digital menjadi berkas grafis yang terlihat. Jadi, proses produksi foto terdiri dari dua bagain besar besar` yaitu pemotretan dan pencetakan. Pemotretan bagus tetapi pencetakan jelek, hasilnya tidak maksimal, begitu sebaliknya, pencetakan bagus tetapi proses pemotretan jelek maka hasilnya juga tidak maksimal. Banayk teknik dan cara bisa dipelajari dari kedua proses tersebut. Di internet banyak tersedia layanan pembelajaran fotografi. Juga banyak tersedia perangkat kamera dan pencetak yang ditawarkan. Sederhananya, tinggal tergantung dari besar pendanaan yang dipunyai untuk membeli dan membayar biaya kursus fotografi dan perangkat kameranya. Apakah uang yang menentukan kualitas foto yang dihasilkan? Jawabannya tidak. Sebab, pada hakekatnya karya foto adalah sebuah potret kehidupan. Sekalipun yang menjadi objek foto adalah benda mati sekalipun, tetapi jika objek tersebut bisa menghibur dan menginspirasi penikmat foto, maka karya digital tersebut akan menjadi dokumen bernilai dan berharga.

Banyak profesional fotografi berbendapat karya foto bukan ditentukan semata dari kecanggihan kamera, tetapi kepekaan merekam moment pemotretan. Banyak penghargaan karya fotografi terbaik yang direkam dengan kamera sederhana, tetapi moment pemotretannya tepat sehingga menghasilkan karya foto yang bernilai historis dan humanis. Moment pemotretan adalah moment kepekaan sang pemotret untuk sesaat berkonsentrasi kepada objek dan merekamnya. Kepekaan seseorang berbeda satu dengan yang lain. Kepekaan seseorang seringkali berkaitan dengan nilai , wawasan, kultur dan perilaku digitalnya dan sulit dilatih dengan pendekatan pendidikan formal. Seringkali ketajaman dari kepekaan seseorang bertumbuh dan berkembang sejalan dengan nilai ekopolesosbud dan lingkungan sejak seseorang dibesarkan dan lingkungan sekitar pada saat pemotretan. Sedangkan teknik fotografi bisa didapat melalui proses latihan dan pembelajaran. Terlebih saat ini pembelajaran tersebut bisa berbasis komunitas, artinya satu dengan yang lain bisa saling menularkan pengalaman pemotretan dan terbentuklah komunitas fotografi yang tersebar dalam jejaring sosial di internet. Ditambah dengan semakin murah memiliki kamera digital dan semakin mudah melakoni budaya pencitraan maka terbentuklah domain bisnis baru yaitu bisnis pencitraan.

Bisnis pencitraan adalah bisnis pengolahan citra digital. Bisnis tersebut bertujuan untuk memanipulasi dan menganalisis citra dengan bantuan komputer. Pengolahan citra digital dapat dikelompokkan dalam dua bagian besar, yaitu pertama, memperbaiki kualitas suatu gambar, sehingga dapat lebih muda diinterpretasi oleh mata manusia. Kedua, Mengolah informasi yang terdapat pada suatu gambar untuk keperluan pengenalan objek secara otomatis.
Bidang aplikasi yang erat hubungannya dengan pencitraan adalah Pattern Recognition yang bertujuan mengenali suatu objek dengan cara mengekstrak informasi penting yang terdapat pada suatu citra. Bila pengenalan pola dihubungkan dengan pengolahan citra, diharapkan akan terbentuk suatu sistem yang dapat memproses citra masukan sehingga citra tersebut dapat dikenali polanya. Proses ini disebut pengenalan citra atau image recognition.

Pengolahan citra dan pengenalan pola menjadi bagian dari proses pengenalan citra. Kedua aplikasi ini akan saling melengkapi untuk mendapatkan ciri khas dari suatu citra yang hendak dikenali. Secara umum tahapan pengolahan citra digital meliputi akuisisi citra, peningkatan kualitas citra, segmentasi citra, representasi dan uraian, pengenalan dan interpretasi. Berikut ini sedikit teori tentang pengolahan citra digital yang diambil dari wikipedia.org.

Akuisisi citra adalah proses pengambilan data yang dapat dilakukan dengan berbagai media seperti kamera analog, kamera digital, handycam, scanner, optical reader dan sebagainya. Citra yang dihasilkan belum tentu data digital, sehingga perlu didigitalisasi.

Segmentasi citra bertujuan untuk memilih dan mengisolasikan (memisahkan) suatu objek dari keseluruhan citra. Segmentasi terdiri dari downsampling, penapisan dan deteksi tepian. Tahap downsampling merupakan proses untuk menurunkan jumlah piksel dan menghilangkan sebagian informasi dari citra. Dengan resolusi citra yang tetap, downsampling menghasilkan ukuran citra yang lebih kecil. Tahap segmentasi selanjutnya adalah penapisan dengan filter median. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan derau yang biasanya muncul pada frekuensi tinggi pada spektrum citra. Pada penapisan dengan filter median, gray level citra pada setiap piksel digantikan dengan nilai median dari gray level pada piksel yang terdapat pada window filter. Tahap terakhir pada proses segmentasi yaitu deteksi tepian.

Representasi mengacu pada data konversi dari hasil segmentasi ke bentuk yang lebih sesuai untuk proses pengolahan pada komputer. Tahapan mula yang harus dihasilkan adalah data yang akan diproses sudah dalam batasan-batasan atau daerah yang lengkap. Batas representasi digunakan ketika penekanan proses pada karakteristik bentuk luar. Sedangkan area representasi digunakan ketika penekanan proses pada karakteristik bentuk dalam. Kemudian, setelah data telah direpresentasikan ke bentuk tipe yang lebih sesuai, tahap selanjutnya adalah menguraikan data.

Proses pengenalan dan interpretasi tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan citra dengan suatu kualitas tertentu, tetapi juga untuk mengklasifikasikan bermacam-macam citra. Dari sejumlah citra diolah sehingga citra dengan ciri yang sama akan dikelompokkan pada suatu kelompok tertentu. Interpretasi meliputi penekanan dalam mengartikan objek yang dikenali.

Sari teori dari pengolahan citra digital diatas menggambarkan bahwa bisnis pencitraan sebenarnya dekat dengan bisnis teknologi. Padat logika dan teknik perekayasaan. Bagaimana menafsir foto satelit yang mencitrakan suatu area diatas permukaan bumi , yang setelah diintrepretasi ternyata memiliki banyak deposit kandungan emas dan materi mineral lainnya. Atau foto udara tentang pergerakan arus laut yang menavigasi kapal nelayan menuju kumpulan ikan yang siap ditambang. Saat ini, foto dan citra sudah menjadi rantai bisnis. Artinya karya foto sudah menjadi sebuah komoditi yang siap diperjualbelikan. Nilai sebuah karya foto bukan hanya sebagai alat dokumentasi kejadian bersejarah, tetapi sejalan dengan waktu karya foto sudah merupakan alat pencitraan untuk sebuah atau beberapa kepentingan. Barusan ini, sejumlah kandidat Gubernur/walikota/Bupati ramai-ramai memamerkan foto baliho untuk pencitraan sehubungan kampanye Pilkada. Apa yang ingin dicitrakan? Yaitu bahwa saya mampu dan bernilai jual. Layak dipilih dan layak 'diperdagangkan'. Disinilah persoalannya, jika pencitraan itu dimaksudkan untuk diperdagangkan maka kekuatiran bahwa karya foto yang seharusnya sebuah potret kehidupan akan susah ditemui dan seringkali bisa menjebak kepada kualitas citra yang irasional dan mengada-ada.

Saat ini , harga kamera digital semakin murah dan terjangkau. Pembuatan citra menggunakan kamera semakin mudah dilakukan. Terlebih media publikasinya pun semakin mudah dan murah. Ketika seseorang ingin mempublikasikan foto hasil karyanya dengan mudah dilakukan di internet, banyak fasilitas yang bisa membantunya. Flicks dan Facebook pun bisa melayaninya. Dalam sekejap foto hasil karyanya bisa di lihat banyak orang di seantero dunia. Publikasi maya tersebut tidak memerlukan editor ataupun aparat untuk menyensor dan memajaki karya citra yang hendak dipublikasikannya. Segala kemudahan pembuatan foto dan media publikasinya mendorong bisnis digital memasuki tahapan baru yang juga meliputi orang banyak, bahasa kerennya yaitu komunitas. Di jejaring sosial internet, dengan mudah kita jumpai komunitas fotografi dan desain grafis, antara lain yang terkemuka Devian Art Groups . Grup-grup tersebut bertumbuh sejalan dengan semangat saling berbagi pengetahuan fotografi dan desain grafis. Hal yang menarik bahwa dalam komunitas tersebut secara reguler membahas pilihan karya dari para anggotanya yang di kirim ke forum untuk bisa dilihat bersama. Tentunya publikasi ini mendorong sistem penjurian yang sifatnya masal artinya semua anggota groups bisa menilai dan memberi masukan dan tinjauan terhadap karya yang dipublikasikan di group tersebut. Foto digital sebagai karya seni tentu akan berniali subyektif jika diperhadapakan dengan pertanyaan Apa arti foto ini, dan apa maksudnya untuk dipublikasikan. Subyektifitas ini akan sulit dinilai kalau dilakukan seorang per orang, tetapi kalau penjurian itu sifatnya terbuka dan semua anggota mempunyai hak suara dan hak berpendapat terhadap pertimbangan art dan digitalnya, maka nilai akuntabilitas sebuah foto yang sudah melalui tahapan penjurian masal tersebut akan lebih dipercaya dan abadi.

Saat ini terdapat banyak software pengolah data image, seperti Adobe Photoshop, Corel Photo-Paint, Ulead PhotoImpact, Microsoft Digital Image Pro. Terdapat juga aplikasi pemoresan data image gratis opensource yang banyak tersedia di Intenet. Tiap perangkat aplikasi tersebut memiliki fasilitas yang memudahkan pengguna melakukan editing Image, penggunaan efek khusus seperti mengubah tampilan image sehingga foto seseorang diubah menjadi seperti hasil lukisan , membuat suatu image tampil lebih artistik dan natural. Kemampuan perekayasaan suatu karya foto semakin difasilitasi dengan berbagai aplikasi perangkat lunak seperti contoh diatas. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah karya foto dapat dijadikan alat bukti hukum. Sejauhmana perangkat institusi hukum dapat membuktikan bahwa karya foto tersebut original dan otentik. Sejatinya nilai hasil pemotretan sebenarnya adalah perekaman keindahan dari citra kehidupan itu sendiri. Bahwasanya kehidupan modern ini sarat perekayasaan tetapi suatu karya foto digital seharusnya tetap pada mainstreamnya yaitu karya foto adalah hasil pengolahan informasi citra yang merekam apa adanya sewaktu dipotret. Foto tidak pernah berdusta. Sehingga keberadaan aplikasi perangkat lunak untuk memudahkan perekayasaan foto tetap tidak akan menghilangkan nilai intrinsik kehidupan yang dipotret. Perasaan sedih, gembira , takut dan perilaku personal lainnya tidak dapat tergantikan oleh berbagai efek khusus teknik perekayasaan. Dengan kata lain sebuah karya foto adalah sebuah potret kehidupan dan sebuah karya kehidupan. Sekalipun objek foto tersebut sebuah benda mati tetapi jika image benda mati tersebut dapat menginspirasi seseorang maka karya tersebut dapat digolongkan sebuah potret kehidupan. Sebaliknya karya foto yang merekam benda hidup tetapi tidak dapat menginspirasi orang yang melihatnya maka foto tersebut akan tidak bernilai. Kekuatan sebuah karya foto adalah sejauhmana karya tersebut dapat merekam kehidupan dan darinya orang mendapat spirit kehidupan baru.

1 komentar:

  1. berdasarkan artikel tersebut, bisa menjadi rujukan link penelitian dibawah ini

    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2220/1/01-02-006-Aplikasi%5BReyza%5D.pdf

    terima kasih

    BalasHapus